Tak pernah sedetikpun aku tak memikirkanmu. Disetiap kesempatan kau lah yang muncul begitu saja di benakku. Mungkin Tuhan menciptakanku untuk mencintaimu. Detak jantungku akan terus berdetak selama aku masih menunggumu. Nadiku akan terus berdenyut jika aku masih mengharapkanmu. Tak bisa kubayangkan jika kau tak lagi ada dihidupku. Apa arti hidupku ini jika tanpamu?
Aku merasa begitu bodoh. Bodoh karena menunggu seseorang yang sama sekali tak pernah tau jika ia sedang ditunggu. Bodoh karena hanya akulah yang tersakiti dalam kisah ini. Kisah yang tak kunjung berakhir. Karena kisah ini tak akan pernah berakhir jika aku tak denganmu. Tapi sampai kapan aku sanggup bertahan dalam kisah yang pahit ini, kisah yang menyeretmu ikut serta sebagai pemeran utamanya.
Untuk sementara yang bisa kulakukan hanyalah berkhayal. Berkhayal kaulah yang mengisi hari-hariku. Kau yang selalu ada disaat aku membutuhkanmu. Kau yang membalas perasaanku. Tapi ketika aku menyadari bahwa semua itu tidak nyata. Aku kembali merasa sakit. Mengapa kenyataan begitu pahit sayang? Mengapa aku tak dibiarkan hidup di dalam mimpi saja. Barangkali di dalam mimpiku kau akan berperan sebagai pangeran yang datang untukku. Ya, kau yang datang dengan sendirinya dan bukan aku yang menunggu kedatanganmu.
Tapi aku ragu, jangan-jangan di dalam mimpipun aku sama sekali tak berhak memilikimu. Oh Tuhan... Mengapa begitu rumit kisah cinta yang ku alami. Pantaskah aku menyalahkanmu atas semua yang terjadi? Mengapa kau tidak menjadikan aku dengannya? Mengapa tak kau izinkan kami untuk bersama? Apa yang salah denganku? Apa aku memang tak pantas menikmati indahnya cinta seperti yang dirasakan orang lain?
Ketika rasa sunyi menghantui, aku kembali berpikir kesunyian ini akan terasa bagai keramaian di taman kota jika ada kau disampingku. Saat mendung menyelimuti langit, aku yakin mendung kan berganti menjadi pelangi yang muncul setelah hujan bila kau bersedia bersamaku.
Jika mencuri adalah dosa. Kau telah berdosa besar karena telah mencuri seluruh hatiku! Seutuhnya. Sepenuhnya. Kau jadikan milikmu! Betapa serakahnya dirimu. Aku bahkan tak yakin dengan sengaja kau mencurinya dariku. Kau membuatku begitu tergila-gila akan dirimu. Kau menjadikanku kecanduan akan cintamu.
Cara yang tepat untuk menghapus rasa sakit ini adalah dengan menjauh dari hidupmu. Meski itu hal yang sulit dilakukan, tapi apa salahnya mencoba. Entah butuh waktu berapa lama untuk melupakan perasaan ini. Ya, aku hanya akan melupakan perasaan ini, bukan melupakanmu. Karena aku takkan sanggup jika tak ada kau dihidupku. Aku hanya perlu menghindar darimu sementara sampai aku benar-benar tak lagi memiliki perasaan bedebah ini. Hingga aku siap bertemu denganmu tanpa debaran yang begitu kencang di dadaku.
Kapan waktu itu akan tiba? Itulah pertanyaanku saat ini.
terimakasih untuk cinta memilukan ini
Karya : Lidya Christin Silalahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar